Selasa, 04 Agustus 2020

Review Audit Teknologi Informasi


Audit teknologi informasi (information technology (IT) audit atau information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya. (Wikipedia, Audit teknologi informasi, 2017) [1]
Ada pula beberapa hal yang mencakup tentang Audit teknologi informasi, seperti ruang lingkup, jenis control, tujuan, dan kerjasama. Dibawah ini merupakan penjelasan dari beberapa hal tersebut diantaranya:
Ruang lingkup mencakup audit terhadap sistem informasi penjualan, yang diawli pada bagian marketing penerimaan order hingga pembuatan laporan penjualan. Sedangkan pengendalian prosedur dan pelaksanaan sistem informasi dibagi menjadi dua bagian yakni: (Pengetahuan, 2017) [2]
Ruang lingkup yang termasuk dalam pengendalian umum (pengendalian perspektif manajemen) diantaranya adalah :
Ø  Pengendalian manajemen puncak(top managementcontrols).
Ø  Pengendalian manajemen pengembangan sistem (informa5on system managementcontrols).
Ø  Pengendalian manajemen sumber data (data resources managementcontrols).
Ø  Pengendalian manajemen operasi (opera5ons management controls).
Ø  Pengendalian manajemen keamanan (security administra5on managementcontrols).
Ø  Pengendalian manajemen jaminan kualitas (quality assurance managementcontrols).
Pengendalian umum juga dapat diartikan sebagai pengendalian yang tidak terkait langsung ke suatu aplikasi tertentu. Misalnya dalam contoh ATM, ketentuan bahwa masuk ke ruang ATM tidak boleh memakai helm. Adanya CCTV di ruang ATM dan ketentuan adanya SATPAM di situ adalah dapat dikategorikan dengan pengendalian umum (ketentuan--ketentuan tersebut tidak langsung dengan transaksi pengambilan uang di mesin ATM).
Dari beberapa pengendalian umum tersebut, berdasarkan ruang lingkup dari penulisan skripsi, maka yang akan dibahas adalah :
Ø  Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Controls)
Ø  Pengendalian Manajemen Operasi (Operasional Management Controls)
Menurut Ruppel (2008, hal. 537--538) application controls help ensure the completeness and accuracy of transac5on processing, authoriza5on, and validity edit checks, numerical sequence checks, and manual follow up of the excep5on report are example of application controls.
Pengendalian aplikasi (appliaction controls) adalah system pengendalian intern (internal control) pada sistem informasi berbasis teknologi informasi yang berkaitan dengan pekerjaan/kegiatan/aplikasi tertentu (setiap aplikasi memiliki karakteristik dan kebutuhan pengendalianyang berbeda). Pengendalian aplikasi disebut juga pengendalian transaksi, karena didesain berkaitan dengan transaks pada aplikasi tertentu.
Misalnya apabila nasabah akan mengambil uang di ATM, setelah memasukkan kartu akan dimina PIN, atau setelah memasukkan nilai uang yang akan diambil, ATM akan mengecek sapakah saldo cukup, atau jumlahnya di ijinkan sesuai dengan mengecek apakah saldo cukup, atau jumlahnya diijinkan sesuai dengan ketentuan bank. Pengendalian berupa PIN dan limit pengambilan uang tersebut hanya berlaku di ATM, Adak berlaku di kegiatan lain.
Terdapat beberapa unsur dalam pengendalian aplikasi, pengendalian aplikasi pada dasarnya terdiri dari :
Ø  Pengendalian batas sistem (boundary controls)
Ø  Pengendalian masukan (input controls)
Ø  Pengendalian proses pengolahan data (process controls)
Ø  Pengendalian keluaran (output controls)
Ø  Pengendalian file/database (file/database controls)
Ø  Pengendalian komunikasi aplikasi (communication controls)
Namun yang akan dibahas dalam penulisan skripsi meliputi boundary controls, input controls, output controls. (Musbahniar, 2020) [3]
Ø  Preventif Control adalah suatu langkah pencegahan yang diambil sebelum keadaan darurat, kehilangan, atau masalah terjadi. Ini termasuk penggunaan alarm dan kunci, pemisahan tugas (untuk mencegah perekam uang tunai dari kas dan mengendalikan persediaan personil dari pengendalian persediaan) ditambah umum lainnya dan kebijakan-kebijakan otorisasi khusus.
Ø  Detective control adalah sesuatu yang dirancang untuk menemukan kesalahan atau penyimpangan setelah mereka telah terjadi (missalnya : departemen memeriksa tagihan telepon untuk panggilan pribadi).
Ø  Corrective control adalah program yang dibuat khusus untuk memperbaiki kesalahan pada data yang mungkin timbul akibat gangguan pada jaringan, komputer ataupun kesalahan user. (Syulamri, 2017) [4]
Audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai berikut.
a.       Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Adalah audit yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan serta tidak menyalahi uji materialitas). Apabila sistem akuntansi organisasi yang diaudit merupakan sistem akuntansi berbasis komputer, maka dilakukan audit terhadap sistem informasi akuntansi apakah proses/mekanisme sistem dan program komputer telah sesuai, pengendalian umum sistem memadai dan data telah substantif.
b.      Audit Operasional (Operational Audit)
Audit terhadap aplikasi komputer terbagi menjadi tiga jenis, antara lain:
1)      Post implementation Audit (Audit setelah implementasi), Auditor memeriksa apakah sistem-sistem aplikasi komputer yang telah diimplementasikan pada suatu organisasi/perusahaan telah sesuai dengan kebutuhan penggunanya (efektif) dan telah dijalankan dengan sumber daya optimal (efisien). Auditor mengevaluasi apakah sistem aplikasi tertentu dapat terus dilanjutkan karena sudah berjalan baik dan sesuai dengan kebutuhan usernya atau perlu dimodifikasi dan bahkan perlu dihentikan.
Pelaksanaan audit ini dilakukan oleh auditor dengan menerapkan pengalamannya dalam pengembangan sistem aplikasi, sehingga auditor dapat mengevaluasi apakah sistem yang sudah diimplementasikan perlu dimutakhirkan atau diperbaiki atau bahkan dihentikan apabila sudah tidak sesuai kebutuhan atau mengandung kesalahan.
2)      Concurrent audit (audit secara bersama), Auditor menjadi anggota dalam tim pengembangan sistem (system development team). Mereka membantu tim untuk meningkatkan kualitas pengembangan sistem yang dibangun oleh para sistem analis, designer dan programmer dan akan diimplementasikan. Dalam hal ini auditor mewakili pimpinan proyek dan manajemen sebagai quality assurance.
3)      Concurrent Audits (audit secara bersama-sama), Auditor mengevaluasi kinerja unit fngsional atau fungsi sistem informasi (pusat/instalasi komputer) apakah telah dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam pengembangan sistem secara keseluruhan sudah dilakukan dengan baik, apakah sistem komputer telah dikelola dan dioperasikan dengan baik.  Dalam mengaudit sistem komputerisasi yang ada, audit ini dilakukan dengan mengevaluasi pengendalian umum dari sistem-sistem komputerisasi yang sudah diimplementasikan pada perusahaan tersebut secara keseluruhan. Saat melakuan pengujian-pengujian digunakan bukti untuk menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang hal-hal yang berhubungan dengan efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya sistem. (Riadi, 2014) [5]
Secara umum, fungsi/tujuan dari kontrol adalah untuk menekan kerugian yang mungkin timbul akibat kejadian yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi pada sebuah sistem. (Syulamri, 2017) [6]
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999:11-13) secara garis besar terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
a. Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
b. Menjaga integritas data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem inforamasi. Data memeiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, keberanaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpalihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memilki hasil atau laporan yang beanr bahkan perusahaan dapat menderita kerugian.
c. Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan melikiki peranan pentigndalam proses pemgambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
d. Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memilki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
e. Ekonomis
Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi (cost/benefit) yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter (uang). Efisiensi berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil maksimal. Sedangkan ekonomis lebih bersifat pertimbangan ekonomi. (Riadi, 2014) [7]
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di sebuah negara. Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
Prinsif dasar dari audit di ambil dari Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) yang menerbitkan prinsip etika berupa: integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi, akuntabel, dan perilaku profesional. Prinsip tersebut menjadi suatu kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang auditor. (Wikipedia, Auditor, 2020) [8]
Sedangkan beberapa hal yang dapat menciptakan terjalinnya kerjasama dari kedua jenis auditor ini adalah tingkat pemahaman dari masing-masing auditor internal dan auditor eksternal itu sendiri. Kompetensi dari kedua jenis auditor, pemberian maksud tujuan audit dari auditor eksternal kepada auditor internal, serta pelaporan langsung kepada auditor internal dan obyektivitas dari internal auditor
Apabila dari hasil evaluasi eksternal auditor dapat menggunakan pekerjaan auditor internal, maka mereka diharuskan menentukan bagian mana pekerjaan internal auditor yang bisa digunakan. Untuk itu, eksternal auditor juga harus mempertimbangkan relevansi audit internal, tujuan dan kompetensi auditor internal, pengujian efektivitas dari audit internal, strategi dan rencana audit, utamanya dalam mempertimbangkanpenggunaan  judgement , menilai risiko salah saji merancang prosedur, serta bukti yang perlu dikumpulkan, agar pekerjaan auditorinternal dan auditor eksternal dapat mendukung opini audit.Dalam hal auditor eksternal menggunakan pekerjaan auditor internal, maka langkahyang akan diambil adalah mendiskusikannya dengan auditor internal untuk koordinasi lebih lanjut.
Membaca laporan internal audit yang berkaitan dengan pekerjaan audit yang akan digunakan untuk mendapatkan pemahaman sifat dan luasnya prosedur yang telahdilakukan, beserta temuan-temuan yang terkait. Auditor eksternal juga akan menilai apakah pekerjaan auditor internal telah direncanakan, diawasi, review, dan didokumentasikan dengan baik. Penilaian juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa bukti yang memadai telah diperoleh untuk menjadi dasar bagi auditor eksternal menarik kesimpulan yang wajar, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. (Danil Cotseurani, 2015) [9]




KESIMPULAN
Audit Sistem Informasi merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti yang dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi dan sumber daya terkait, secara memadai telah dapat digunakan seperti :
Ø  Melindungi aset
Ø  Menjaga integritas dan ketersediaan sistem dan data
Ø  Menyediakan informasi yang relevan dan handal
Ø  Mencapai tujuan organisasi dengan efektif
Ø  Menggunakan sumber daya dengan efisien,
Ø  Terjalinnya kerjasama dari kedua jenis auditor


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Audit Teknologi Informasi

Audit Teknologi Informasi Audit teknologi informasi ( information technology (IT) audit atau information systems (IS) audit ) adalah ...